Nisa Anjarsari, 0706282756,

-Nisa adalah seorang kurcaci. Ia berada dalam rumah bersama adik perempuannya yang berumur tujuh tahun, si adik tengah di tangani seorang tabib karena sakit keras. Nisa terlihat sangat khawatir, si adik terlihat lemah sekali.
-Tabib berkata pada Nisa bahwa obat untuk adiknya adalah daun mangga di dalam rumah Raksasa. Nisa mengangguk yakin, dan segera pergi ke tempat raksasa.
-Terlihat rumah raksasa yang sangat besar tapi lusuh. Terlihat dari jendela sang raksasa tengah tertidur di kursi goyang.
-Nisa masuk lewat celah pintu yang agak terbuka, ia melihat ada sebuah pohon mangga dalam pot, dan ia segera melompat kesana.
-Nisa berhasil memetik satu daun mangga, tapi sialnya sang raksasa terbangun dan melihat aksinya.
-Raksasa memasukkan Nisa ke dalam sebuah labirin mainannya.
-Jika Nisa tidak bisa keluar dari labirin itu setelah seluruh pasir pada jam pasir turun ke bagian bawah, ia akan jadi santapan raksasa. Tapi jika ia berhasil, maka di pintu keluar sudah ada anjing sang raksasa yang sedang ganas kelaparan.
-Nisa teringat adiknya yang sedang sakit, ia segera memeras otak tentang bagaimana caranya bisa memberi adiknya daun mangga tersebut. Nisa memperhatikan sekeliling.
-Ada foto sang raksasa dengan usia lebih muda dan seorang gadis raksasa kecil. Di foto itu, raksasa tampak sayang sekali dengan sang gadis raksasa.
-Lalu di sisi lain, ada secarik kertas bertuliskan ”Kami akan selalu menyayangimu, Vinira, nona kecil yang cantik”.
-Tiba-tiba Nisa mendapat ide. Ia langsung pura-pura mati.
-Raksasa yang melihat Nisa tidak bergerak, mengangkat tubuh kurcaci itu dengan jari telunjuk dan jempolnya. Lalu hendak memberikannya ke anjing ganas.
-”Demi adikmu Vinira, jangan lakukan itu” teriak Nisa tiba-tiba. Sang raksasa terpaku heran campur sedih.
-”Daun mangga ini untuk adik perempuanku yang sedang sakit,”jelas Nisa.
-Raksasa memandang foto adiknya dengan tatapan sedih, lalu menatap Nisa.
-”Izinkan adikku sembuh, ia butuh ini,”ujar Nisa sambil memegang daun mangga yang dipetiknya.
-Raksasa melemparkan Nisa ke bahunya, lalu membuka pintu rumahnya.
-Raksasa berlari menuju rumah Nisa, ia membantu Nisa untuk lebih cepat membawa daun itu kepada adiknya.
-Nisa membuka pintu rumahnya, ia segera memberikan daun itu pada tabib.
-Tabib senang menerima daun itu, ia hendak meramunya menjadi obat dan mempersilakan Nisa menunggu di luar.
-Di luar Nisa menunggu bersama sang raksasa. Tersungging senyum persahabatan di antara mereka.
-Sang raksasa memperlihatkan foto Vinira pada Nisa.
-”Dia beruntung punya kakak sepertimu”, ucap Nisa.
-Senyum raksasa tersungging, dilengkapi setitik air di ujung matanya.
-Terdengar suara gadis kurcaci kecil, adik Nisa, yang memanggil kakaknya. Baik Nisa maupun raksasa tersenyum senang.
-Raksasa pamit pulang, mereka pun berpisah.
-Nisa berlari masuk ke rumah, dilihatnya sang adik sudah lebih segar.
-Nisa memeluk adiknya erat.
-”Kita baru saja berhutang budi pada raksasa, dik” ucap Nisa pada adiknya.
-Dapatkan segala detail, lalu hasil yang baik akan datang.
Mengisahkan bahwa Nisa tertarik di bidang riset,  dan result oriented. Berpikir sebelum bertindak, tapi tidak membuat tindakannya menjadi lamban. Komunikasi yang baik pun membuat segala relasi yang terjadi menjadi menyenangkan.
(tiap poin untuk 2 detik)

0 comments: