amanda edina - 0806345764

Perbedaanku adalah Unikku

Stotyline
Seekor anak ayam bertemu dengan seekor anak kelinci. Mereka kemudian berkenalan dan menjadi sahabat baik, sangat baik. Melakukan banyak hal bersama, bermain bersama, makan bersama dimana ketika si kelinci memakan wortel si anak itik menyantap ulatnya. Suatu ketika mereka sedang bermain di kebun, terdapat musang yang akan mengejar si kelinci untuk memakannya. si anak itik dan si anak kelinci ketakutan setengah mati. si anak itik ketakutan sekali akan si musang yang ingin memangsa sahabatnya tersebut. Mereka berdua berlari bersama menghindari si musang. Ketika melewati suatu pembatas berbentuk seperti pagar yang cukup tinggi, si anak kelinci berusaha sekuat tenaga untuk melompat pagar tersebut namun ia gagal karena badannya yang masih kecil sehingga si anak kelinci tersangkut di pagar tersebut. Melihat hal ini si anak itik yang masih berada di bawah pagar sangat sedih sekali karena ia tidak bisa melakukan apapun melihat hal ini. Bagaimana mau menolong, melompat saja ia tidak bisa. Berjalan pun tidak terlalu cepat. si anak itik sedih sekali sangat sedih karena merasa tidak dapat menjaga dan menjadi sesuatu yang berarti bagi sahabatnya tersebut. si anak itik keesokannya berusaha untuk bisa melompat ia terus menerus latihan sekuat tenanganya. Namun tetap saja ia tidak bisa. Ia merasa gagal menjadi sahabat yang baik. Ia merasa payah karena tidak bisa melompat, sedangkan melihat si kelinci kemarin dapat melompat dengan mudahnya meskipun harus tersangkut sekalipun. Ia pun sangat sedih dan pergi.
Beberapa waktu setelah itu, si anak itik telah tumbuh menjadi sebuah angsa putih kecil. Lalu ia pun bertemu dengan si kura-kura, dan mereka pun menjadi sahabat. Mereka melakukan hal bersama dan tertawa bersama. Bersama kura-kura si anak itik pun merasa lebih nyaman karena ia merasa tidak perlu terlalu berusaha keras untuk dapat menjaga dan menjadi sahabat yang pantas bagi sahabatnya itu. Karena ia pikir, bahkan kura-kura pun berjalan jauh lebih lamban daripada dirinya. Kura-kura tidak bisa melompat. Si anak itik dapat merasa lebih berarti apabila bersahabat dengan kura-kura. Namun suatu ketika mereka sedang bermain, terdapat sekawanan gajah yang berlarian. Mereka pun panik takut terinjak. Mereka ketakutan dan kemudian mereka terpisah beberapa jarak diantara langkah-langkah kaki-kaki gajah. Si anak itik berusaha ingin menolong sahabatnya tersebut, dengan melakukan sekuat tenaga menuju si kura-kura yang hanya bisa diam dengan melewati lika-liku kaki gajah dengan susah payah. Ketika si anak itik mendekati si kura-kura, ia keheranan. Kemana perginya si kura-kura tersebut, mengapa tinggal cangkangnya saja. Namun kemudian ia sadar bahwa si kura-kura memiliki cangkang tersebut untuk melindungi dirinya. Ia tidak hilang hanya bersembunyi. Lagi-lagi si anak itik merasa sedih sekali, kemudian ia berusaha mencari-cari entah batu ataupun batok kelapa yang dapat ia gunakan untuk menjadi cangkangnya seperti yang kura-kura miliki. Namun ia gagal, ia tidak bisa memiliki cangkang. Ia sangat kecewa merasa bahwa ia tidak memiliki apapun untuk menjadi berarti bagi sahabat-sahabat yang ia sayangi. Ia merasa tidak dapat menyeimbangkan apa yang terdapat pada diri sahabat-sahabatnya. Ia merasa dirinya hanya bisa menyusahkan saja.
Kemudian si anak itik telah tumbuh lagi menjadi seekor angsa remaja. Ia mendapati seekor burung dara yang terperangkah pada sebuah jaring. Sepertinya itu jaring para pemburu yang tertinggal. Mereka berteman baik, selama si burung dara terkurung si anak itik berusaha menghiburnya sembari membantunya keluar dari perangkap tersebut dengan susah payah. Si anak itik mencoba menggigitnya, menariknya, namun juga tetap gagal, perangkapnya kuat sekali. Namun kali ini ia merasa optimis bahwa ia menemukan seekor sahabat yang memiliki bentuk kurang lebih serupa dengan dirinya, yang mana kali ini ia bisa merasa lebih berarti karena ia si burung dara tidak berdaya dan ia sedang berusaha menolongnya. Suatu ketika si anak itik berhasil menggigit dan menarik perangkap tersebut hingga akhirnya si burung dara terbebas. Si burung dara senang sekali hingga menangis terharu. Namun kemudian, lagi-lagi si anak itik terkecewakan, si burung dara ternyata bisa terbang. Si anak itik sungguh kecewa, si burung dara yang tadinya tidak berdaya sekarang pergi meninggalkan dirinya dengan terbang. Si anak itik pun penasaran, maka ia pun berupaya untuk bisa terbang. Ia berlari sekuat tenang mengepakkan sayap namun gagal. Ia justru malah jatuh dan tersungkur.
Kemudian ia kembali lagi ke danau, habitat keduanya untuk beristirahat selain di darat dimana ia menemui sahabat-sahabatnya itu. Ketika itu suatu malam dan terdapat bulan purnama yang sangat terang membentuk bayangan hingga si anak itik dapat bercermin pada danau tersebut. Si itik pun mulai menangis dan berpikir tentang dirinya. Kemudian ia tersadar bahwa dari semua apa yang dimiliki sahabat-sahabatnya itu, dia tidak boleh berusaha menyeimbangi apalagi apabila ia tahu ia tidak akan mungkin bisa. Ia menyadari bahwa berusaha memang perlu namun apabila memang gagal tidak perlu merasa kecewa dan sedih berlarut-larut lantaran tidak dapat menjadi sesuatu yang sama dengan sahabat-sahabatnya itu. Ia pun menyadari bahwa selama ini kalau ia pikir-pikir, sahabat-sahabatnya tersebut tidak bisa berenang. Sedangkan ia bisa. (diiringi dengan flashback bayangan ketika kura-kura kelinci dan burung dara berenang pastinya gagal dan tenggelam) . Kemudian, dari itik yang buruk rupa ia tumbuh menjadi angsa remaja yang indah, ibaratnya ia mengalami metamorfosis untuk sebuah alasan yang ia tidak tahu mengapa, namun sahabat-sahabatnya tersebut tidak ada perubahan seperti dirinya.
Sahabat-sahabatnya tersebut memiliki kelebihan yang ia tidak miliki karena apa, karena mereka memang membutuhkannya. Mereka mendapatkan musibah. Sedangkan si anak itik tidak, maka dari itu mengapa ia tidak diberikan kelebihan yang sama. Si anak itik pun menyadari bahwa setiap makhluk yang unik memiliki porsi dan kelebihannya masing-masing (diiringi dengan adegan-adegan beberapa makhluk dengan beberapa kelebihannya yang unik). Dan yang perlu ia lakukan adalah menggali dari dirinya bahwa dirinya pun unik. Tidak sama seperti yang lain, namun unik dengan kelebihannya sendiri.

Kemudian di akhir iklan terdapat tulisan, (seperti tagline)

“everyone is a unique, look at me as a different


Maksud dari cerita diatas adalah menggambarkan apa yang seringkali saya alami. Bagaimana pada akhirnya saya memahami kehidupan, adalah dengan memahami orang lain terlebih dahulu. Saya seringkali merasa dengan bertemu orang-orang baru, apalagi yang hebat-hebat membuat saya down. Namun justru hal tersebut yang mendorong saya untuk berupaya mencoba banyak hal. Sehingga pengalaman saya pun banyak meskipun memang tidak terfokus pada satu atau dua yang benar-benar ditekuni, namun saya merasa banyak bertemu dan mengenal banyak karakter orang. Hal tersebut membuat saya banyak belajar dalam kehidupan. Yakni dengan mencerminkannya dengan orang-orang lain. Saya ingin menggambarkan bahwa saya bukanlah seseorang yang statis namun dinamis karena meskipun diam, diam-diam saya sebenarnya tidak sediam itu. Saya sebenarnya berusaha agar dapat menyeimbangi kehidupan saya dengan orang-orang lain. Bukannya membanding-bandingkan, namun saya hanya melihatnya pada orang lain, apa yang harus saya tingkatkan dari diri saya. Apa yang harus saya koreksi dan apa yang sepatutnya saya ubah dari keburukan dan kelemahan saya. Saya ingin menggambarkan bahwa mungkin saya tidak superior atau sangat bertalenta dalam suatu hal yang spesifik sekali. Akan tetapi saya sangat berjuang keras untuk itu, untuk setidaknya merasa seimbang dengan sekeliling saya dan tidak menjadi seseorang yang egois. Sampai saat ini pun saya masih terus berjuang, dengan terus menggali apa yang ada dalam diri saya, potensi saya sebenarnya dengan terus berusaha memahami orang-orang lain karena saya tahu saya tidak hidup sendirian, terutama nanti di dunia kerja, kita harus terus introspeksi diri kita dan juga peduli dengan sekeliling kita. Dan terakhir, semua orang adalah unik maka dari itu saya bukannya ingin menyama-nyamakan diri saya dengan orang lain, saya hanya bercermin untuk dapat introspeksi sehingga setiap apapun potensi yang saya gali saya tetap punya nilai ukur dan kontrol agar tidak salah melangkah.

(Storyline TVC diatas terkesan panjang sekali namun sebenarnya saya telah memikirkan bahwa eksekusinya tidak sepanjang itu dikarenakan oleh alur dan pergerakannya yang cepat. TVC tersebut menggunakan gambar animasi, dimana tidak ada dialog ataupun monolog sekalipun. Hanya gambar dan gambar adegan dan baru pada akhirnya terdapat tulisan tagline. Keseluruhan jalan cerita diiringi dengan backsound sebuah lagu)

0 comments: