My Presence is a Big Help! (Nisa Syahidah)


Message


My presence is a big help.


(diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga :p)


Sinopsis


Namanya Nisa Syahidah. Berjalan di atas bumi dengan wujud wanita biasa, dengan jilbab yang setia nangkring di atas kepala. Ia bertualang melintasi dunia demi dunia; yang eksis tanpa batas ruang, waktu, dan logika. Keberadaannya mencipta bahagia, sebab pertolonganlah yang ia bawa. Kepada semua yang mendamba, didera kecewa dan putus asa, pun yang hampir gila. Nisa menua layaknya manusia. Makan, minum, tidur, tertawa, menangis, marah, tersenyum, Nisa bisa. Makanya kubilang, dia manusia biasa. Daya menolongnya yang menjadikan ia luar biasa. Berkelana, memasuki dongeng ni dan dongeng itu, menghampiri si ini dan si itu, lantas membebaskan mereka dari siksa. Mulia sekali ya Nisa. :)


Storyline


Nisa kecil menjejak riang di atas bumi yang bulat, dengan matahari dan benda-benda langit yang tersenyum dan menatapnya hangat. Ia balas tersenyum, menampakkan deretan gigi susunya yang ompong beberapa. Senyumnya semakin mengembang kala di sekelilingnya lantas muncul kedua orangtuanya, lalu kelima adik-adiknya. Disusul sebuah rumah mungil yang menaungi mereka. Keluarga.

Nisa kecil tumbuh besar, cepat sekali. Besarnya melebihi rumahnya sendiri. Maka ia pun pergi. Melangkahkan kaki, berjalan di atas bumi yang masih bulat dan tetap berputar mengelilingi matahari. Dunia di sekitarnya berganti-ganti, seperti layar pentas. Pagi ke siang, lalu malam, dan kembali ke pagi hari. Pertama, Nisa bertemu tiga babi kecil, membantu mereka membangun rumah dari batu bata. Semata-mata agar mereka tak berhasil dimangsa sang serigala. Nisa melangkah lagi, dunia di sekitarnya berubah lagi, masih layaknya layar pentas. Kini ia bertemu Dora yang kehilangan ransel dan petanya. Di saat Boots tak berhasil menghibur Dora, ajaibnya Nisa bisa. Nisa menolong Dora, mencari dan dengan sukses menemukan ransel dan peta. Dora memeluk dan mengecup kening Nisa, lalu dunia kembali berubah. Nisa berada di depan rumah Cinderella, yang sedang terisak menunggu Ibu Peri yang tak kunjung tiba. Dengan sigap dan dalam sekejap, Nisa menjahitkan gaun yang sangat cantik untuk dipakai Cinderella ke pesta dansa. Lalu dengan ajaib pula, Nisa menyediakannya kereta kencana yang jauh lebih indah dari kereta labu buatan Ibu Peri. Cinderella senang sekali. Ia berteriak berterima kasih, lalu dunia Nisa berubah lagi.

Kini Nisa berada di dalam istana, tepat ketika penyihir jahat datang dengan kemurkaan, mengutuk mati putri semata wayang raja dan ratu yang baru dilahirkan. Nisa menjelma peri, membalas kutukan tersebut dengan janji bahwa putri raja tidak akan mati, melainkan untuk dibangunkan kembali oleh sang pangeran, suatu saat nanti. Seisi istana bersuka hati, Nisa dipuji, dan dunia berubah kembali. Putih dan dingin. Di hadapan Nisa, tampak seorang gadis penjual korek api. Beringsut sendu di sudut kota yang bersalju. Kedinginan. Nisa kembali memberikan pertolongannya. Diberinya gadis penjual korek api itu pakaian yang hangat dan makanan yang banyak. Gadis penjual korek api menangis terharu. Nisa tersenyum dan melangkah pergi, lalu tertidur. Seulas senyum tersungging di bibirnya.

Cicit burung membangunkan Nisa. Ia membuka mata dan mendapati dirinya berada di rumah. Rumah yang telah menyesuaikan diri dengan pemuaian ukuran tubuhnya. Rumah yang masih menghadirkan kedua orangtua dan kelima adiknya. Rumah yang masih bertemankan hijau bebukitan dan beratapkan biru langit. Rumah yang masih sama seperti dulu, kecuali fakta bahwa mereka bertambah tua, dan besar.

Di balik pohon, Cinderella dan pangeran mengintip. Ternyata mereka yang telah mengantarkan Nisa kembali ke rumah, dengan kereta kencana pemberian Nisa sendiri. :)

Nisa besar menjejak di atas bumi yang bulat, melompat. Tersenyum, memamerkan deretan gigi tetap, tanpa ompong beberapa. Dan senyumnya semakin mengembang saja.


Tagline di ending:

My presence is a big help!
And let me become a big help for you. :)

Storyboard
Menyusul boleh yaaa... :)

0 comments: