0 comments

Digital Marketing Copy

0 comments

storyline dan sinopsis-reza ardiansa 0706282825

Sinopsis
- Pada perang dunia II, tentara nazi sangat membabi buta. Nazi menguasai hampir seluruh benua eropa dan juga afrika. penderitaan yang ditimbulkan nazi didaerah jajahannya pun sangat tidak berprikemanusiaan. banyak cara yang dilakukan negara-negara seperti inggrisn dan amerika untuk menaklukan kekejaman dari nazi salah satunya dengan meggunakan agen rahasia. Salah satu agen rahasia inggris bernama reza ardiansa. Pada saat menjalankan misinya untuk menyelidiki antek-antek nazi, reza tertangkap oleh tentara ss nazi. Tertangkap oleh ss nazi apalagi sebagai agen rahasia sama saja masuk ke kandang harimau yang kelaparan. Seorang agen rahasia tidak dapat keluar dengan keadaan utuh atau paling tidak mati. Rupanya hukum seperti ini tidak berarti untuk agen reza. Ketika sedang diinterogasi dengan nazi, agen reza menggunakan cara-cara negosiasinya yang jitu. Selain itu agen reza juga pintar mencairkan suasana dengan humornya. Hal ini membuat tentara nazi yang geram akhirnya terjerumus kedalam kelihaian negosiasi agen reza sehingga akhirnya agen reza berhasil selamat
Storyline
1. Malam hari agen reza sedang mengintai sebuah basecamp tentara nazi. Agen reza sangat tenang dalam mengintai
2. Tentara nazi beserta Ssnya sedang santai. Bermain kartu, minum kopi, sambil makan crackers.
3. Karena lengah, agen reza terkena lampu sorot patroli nazi lalu kemudia alarm berbunyi
4. Tentara nazi serentak mengengok ke arah agen reza, lalu mengambil senjata, berteriak dan mengejarnya
5. Agen reza lari dengan sangat cepat untuk menyelamatkan diri
6. Agen reza akhirnya terkepung oleh tentara nazi, dipukul hingga pingsan
7. Lalu agen reza ditangkap dan dibawa kedalam markas dengan digotong oleh tentara nazi
8. Agen reza diinterogasi didalam markas oleh petinggi-petinggi SS nazi sambil diikat tangan dibelakang dan didudukan di kursi.
9. Dengan tenang agen reza menggunakan teknik negosiasinya yang lihai dan menggunakan keahlianya dalam mencairkan suasana yang tegang
10. Petinggi SS terjerumus ke dalam negosiasi agen reza dan ketegangan suasana pun menurun
11. Setelah berhasi bernegosiasi dengan petinggi SS, agen reza tidak disiksa dan hanya dipingsankan lalu dibuang kesuatu tempat di hutan. Lalu kemudian tentara nazi meninggalkanya
12. Pagi datang dan agen reza terbangun dari pingsanya dan kemudian tersenyum kecil

0 comments

W. Dachi - 0706282996

Storyline
Ada segumpalan lilin mainan di meja kayu. Kemudian dalam beberapa detik selayaknya adegan film yang dipercepat, gumpalan lilin mainan tersebut berubah-ubah bentuknya. Awalnya berubah bentuk menjadi limas. kemudian berubah bentuk lagi menjadi kubus. Setelah itu lilin kembali berubah bentuk menjadi gumpalan lagi. Tak berapa lama, lagi-lagi lilin mainan tersebut berubah bentuk menjadi tabung. Akhirnya lilin tersebut berubah bentuk menjadi seorang perempuan berambut bob dan memakai baju bertuliskan namanya sendiri yaitu “Dachi”. TVC ditutup dengan adegan latar si lilin menjadi blur, sehingga kamera hanya terfokus pada lilin berbentuk “dachi”. Kemudian muncul tulisan “Like Clay Dough, I’m Easily Shaped”.

0 comments

Nisa Anjarsari, 0706282756,

-Nisa adalah seorang kurcaci. Ia berada dalam rumah bersama adik perempuannya yang berumur tujuh tahun, si adik tengah di tangani seorang tabib karena sakit keras. Nisa terlihat sangat khawatir, si adik terlihat lemah sekali.
-Tabib berkata pada Nisa bahwa obat untuk adiknya adalah daun mangga di dalam rumah Raksasa. Nisa mengangguk yakin, dan segera pergi ke tempat raksasa.
-Terlihat rumah raksasa yang sangat besar tapi lusuh. Terlihat dari jendela sang raksasa tengah tertidur di kursi goyang.
-Nisa masuk lewat celah pintu yang agak terbuka, ia melihat ada sebuah pohon mangga dalam pot, dan ia segera melompat kesana.
-Nisa berhasil memetik satu daun mangga, tapi sialnya sang raksasa terbangun dan melihat aksinya.
-Raksasa memasukkan Nisa ke dalam sebuah labirin mainannya.
-Jika Nisa tidak bisa keluar dari labirin itu setelah seluruh pasir pada jam pasir turun ke bagian bawah, ia akan jadi santapan raksasa. Tapi jika ia berhasil, maka di pintu keluar sudah ada anjing sang raksasa yang sedang ganas kelaparan.
-Nisa teringat adiknya yang sedang sakit, ia segera memeras otak tentang bagaimana caranya bisa memberi adiknya daun mangga tersebut. Nisa memperhatikan sekeliling.
-Ada foto sang raksasa dengan usia lebih muda dan seorang gadis raksasa kecil. Di foto itu, raksasa tampak sayang sekali dengan sang gadis raksasa.
-Lalu di sisi lain, ada secarik kertas bertuliskan ”Kami akan selalu menyayangimu, Vinira, nona kecil yang cantik”.
-Tiba-tiba Nisa mendapat ide. Ia langsung pura-pura mati.
-Raksasa yang melihat Nisa tidak bergerak, mengangkat tubuh kurcaci itu dengan jari telunjuk dan jempolnya. Lalu hendak memberikannya ke anjing ganas.
-”Demi adikmu Vinira, jangan lakukan itu” teriak Nisa tiba-tiba. Sang raksasa terpaku heran campur sedih.
-”Daun mangga ini untuk adik perempuanku yang sedang sakit,”jelas Nisa.
-Raksasa memandang foto adiknya dengan tatapan sedih, lalu menatap Nisa.
-”Izinkan adikku sembuh, ia butuh ini,”ujar Nisa sambil memegang daun mangga yang dipetiknya.
-Raksasa melemparkan Nisa ke bahunya, lalu membuka pintu rumahnya.
-Raksasa berlari menuju rumah Nisa, ia membantu Nisa untuk lebih cepat membawa daun itu kepada adiknya.
-Nisa membuka pintu rumahnya, ia segera memberikan daun itu pada tabib.
-Tabib senang menerima daun itu, ia hendak meramunya menjadi obat dan mempersilakan Nisa menunggu di luar.
-Di luar Nisa menunggu bersama sang raksasa. Tersungging senyum persahabatan di antara mereka.
-Sang raksasa memperlihatkan foto Vinira pada Nisa.
-”Dia beruntung punya kakak sepertimu”, ucap Nisa.
-Senyum raksasa tersungging, dilengkapi setitik air di ujung matanya.
-Terdengar suara gadis kurcaci kecil, adik Nisa, yang memanggil kakaknya. Baik Nisa maupun raksasa tersenyum senang.
-Raksasa pamit pulang, mereka pun berpisah.
-Nisa berlari masuk ke rumah, dilihatnya sang adik sudah lebih segar.
-Nisa memeluk adiknya erat.
-”Kita baru saja berhutang budi pada raksasa, dik” ucap Nisa pada adiknya.
-Dapatkan segala detail, lalu hasil yang baik akan datang.
Mengisahkan bahwa Nisa tertarik di bidang riset,  dan result oriented. Berpikir sebelum bertindak, tapi tidak membuat tindakannya menjadi lamban. Komunikasi yang baik pun membuat segala relasi yang terjadi menjadi menyenangkan.
(tiap poin untuk 2 detik)

0 comments

Storyline (Cindyramitha-0806463025)

Seorang gadis muda membuka mata, ia tak mengenal tempatnya berada. Matahari sudah tinggi, semuanya daun, semak belukar, dan suara aneh. Ia berdiri, masih bingung di tempat apakah ia berada.


Muncul seorang lelaki paruh baya dari semak belukar, berbicara bahasa aneh kepada gadis tersebut. Gadis itu bingung, berusaha menanggapi lelaki itu, namun lelaki itu marah. Raut wajahnya berkerut dan nada suaranya meninggi. Takut dan khawatir dengan keselamatannya, gadis itu mundur dengan cepat dan membentur benda keras. Ketika ia lihat, ia membentur pintu. Lalu ia membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya.


Kali ini ia melihat wastafel dan beberapa bilik toilet. Terdengar suara air mengucur dan dua orang gadis remaja berseragam berbincang semangat. Masih dengan bahasa si lelaki paruh baya yang ia dengar di hutan tadi. Dengan penuh tekad, sang gadis menghampiri kedua gadis remaja itu dan menepuk bahu salah satu gadis tersebut. Sang gadis bertanya di tempat apa ia berada. Remaja tersebut hanya melirik dan pergi keluar toilet. Penasaran, sang gadis mengikuti kedua remaja tersebut keluar toilet.


Suara riuh rendah dengan bahasa aneh tersebut memekakkan telinga menganggu sang gadis. Ia berada di suatu stadion. Penuh berisi pria, wanita, dan anak-anak yang mendukung suatu tim. Sang gadis bingung, ia terdorong – dorong orang yang lalu lalang orang yang memakai baju biru. Beberapa orang meneriakinya dengan bahasa yang tadi ia dengar sebelumnya, bahkan mendorongnya kasar. Sang gadis berlari ke pintu ia masuk, tapi terkunci. Ia tak bisa kembali. Seorang anak kecil laki-laki menariknya pergi, masuk meluncur ke dalam lubang di pinggir pintu.


Sang gadis terhempas ke sofa. Dihadapannya duduk anak kecil tadi dan ibunya. Anak tersebut memegang buku tebal dan lampu pijar. Anak kecil dan ibunya mulai berbicara kepada sang gadis dengan nada ramah menggunakan bahasa aneh. Sang gadis berusaha menanggapi dan meminta bantuan. Si anak kecil memberikan buku dan lampu pijarnya. Sang gadis mulai membuka dan membaca. Tertulis segala tulisan yang ia tak mengerti maknanya. Anak kecil dan ibunya menuntun sang gadis untuk belajar. Semakin lama, kepala sang gadis mulai sakit, tapi ia tetap belajar. Sakit.. Tak tertahankan, kemudian.... gelap.


Sang gadis membuka mata. Ia kembali ke semak belukar, bertemu dengan lelaki paruh baya yang berusaha mengajaknya bicara. Kini ia bisa berbicara dengan lelaki itu, ia bisa berbicara dengan kedua remaja di toilet, dan ikut bergembira bersama pendukung tim biru di stadion.


Tekad untuk belajar dan menghadapi masalah.
Cindyramitha.
cindyramitha@gmail.com